Wednesday, February 20, 2013

B.10 KEMAJEMUKAN MASYARAKAT DALAM KELOMPOK SOSIAL


Kemajemukan Masyarakat Berdasarkan Agama
            Dalam masyarakat kita mengenal ada agama dan kepercayaan. Di Indonesia ada 6 agama yang di akui secara resmi, yaiutu Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Katolik dan Konghucu. Di samping itu ada banyak juga aliran kepercayaan atau agama-agama asli. Oleh karena itu, didalam masyarakat kita ada umat kristen, umat Buddha, umat Islam, umat Katolik, umat Hindu, dan umat Konghucu.

Kemajemukan masyarakat berdasarkan jenis kelamin
            Dakam masyarakat yang majemuk, penggolongan masyarakatnya juga dilakukan berdasarkan jenis kelaminnya. Dalam ilmu sosiologi, jenis kelamin dimengerti sebagai kategori sosial dalam masyarakat yang berdasarkan pada perbedaan jenis kelamin atau seks yang diperoleh sejak lahir ( perbedaan  biologis ). Perbedaan itu dapat kita lihat dari alat – alat Reproduksi, bentuk tubuh, suara, sikap, dan sebagainya. Berdasarkan perbedaan itu ada kelompok masyarakat perempuan dan kelompok masyarakat laki – laki.

Majemuk masyarakat berdasarkan profesi
            Penggolongan sosial atau penggolongan masyarakat bisa  didasarkan pada profesi atau pekerjaan. Profesi adalah pekerjaan yang menuntut pengetahuan dan keterampilan khusus. Misalnya, orang yang berprofesi sebagai guru harus mempunyai keterampilan untuk mengajar dan mendidik para murid.
            Karena adanya profesi yang bermacam – macam itu, maka masyarakat kemudian dapat dikelompokan menjadi masyarakat yang berprofesi sebagai guru, dokter, petani, tentara, pedagang, buruh, dan sebagainya. Perbedaan profesi dapat menyebabkan perbedaan cara orang bertindak, cara orang berinteraksi, di lingkungan nya. Misalnya, cara seseorang guru bertindak dan berinteraksi di mayarakat tentu berbeda dengan cara seorang dokter bertindak dan berinteraksi.

B.9 struktur sosial yang ada dalam masyarakat multikultural


Sturktur sosial yang terinterseksi (intersected soial structure)

Kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat menjadi wadah beraktivitas dari orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang, suku, bangsa, agama, dan ras serta aliran. Dalam bentuk struktur sosial yang demikian keanggotaan para anggota masyarakat dalam kelompok sosial yang ada saling silang-menyilang sehingga terjadi loyalitas yang juga silang menyialng (cross cuting affilation dan cross cutting loyalities). Bentuk struktur yang terinterseksi mendorong terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat multikultural.

o   Struktur sosial yang terkontrolidasi (consolidated social stucture)

Dalam bentuk struktur yang demikian, kelompok-kelompok  sosial yang ada hanya mewadahi orang-orang yang berlatar belakang suku, bangsa, agama, ras dan aliran yang sama, sehingga terjadi tumpang tindih parameter dalam pemilihan struktur sosial. Orang Bali akan identik dengan orang Hindu, orang Melayu identik dengan orang Islam, partai tertentu identik dengan orang Islam, partai yang lain identik dengan orang Kristen, dan seterusnya. Bentuk struktur sosial yang semacam ini akan menghambat terjadinya integritas sosial dalam masyarakat multikultural, karena akan terjadi pertajaman prasangka antar-kelompok. Stuktur sosial terpilih dengan parameter yang tumpang tindih dengan pemilihan berdasarkan agama, ras, aliran atau kelas-kelas sosial dan ekonomi. Ikatan dalam kelompok dalam akan sangat kuat, tetapi akan menimbulkan prasangka terhadap kelompok luarnya.

B.8 Pengertian Primary Dan Secondary Group Dalam Kelompok Sosial


Primary group atau kelompok utama merupakan wadah bagi seseorang untuk mengeahui orang lain secara intim secara pribadi. Orang melakukanya lewat kontak secara langsung, bersifat pribadi dan intim secara luas.
Kelompok primer merupakan kelompok kecil yang agak langgeng (permanen) yang berdasarkan saling kenal-mengenal secara pribadi diantara sesama anggotanya. Hubungan sosial cenderung cersifat informal dan rileks,misalnya : keluarga,teman akrab (sepermainan),klik dan semisalnya.
Secondary group ialah kelompok yang antar hubungan sosial anggota-anggotanya tidak bersifat intim,tidak saling,tetapi didasarkan atas kepentingan dan tidak secara luas. Kelompok sekunder ini terdiri dari banyak orang,sehingga hubungan sosial diantara mereka tidak usah didasarkan atas pengenalan secara pribadi dan tidak perlu intim. Kategori ini berwujud organisasi-organisasi kerja sama yang didasarkan kepada perhitungan-perhitungan tertentu serta untung rugi,kurang memperhitungkan pada bentuk-bentuk kekeluargaan yang didasarkan atas kasih saying seperti pada kelompok persahabatan,misalnya pada masyarakat modern.
Pengertian tentanng kelompok primer dan skunder penting karena perasaan-perasaan dan tingkah laku (behavior) itu berbeda-beda. Dalam kelompok primer,kepribadian seseorang dibentuk. Disini ditemukan keintiman,simpati,kegiatan,serta keinginan (minat) yang bermacam-macam. Pada kkelompok sekunder,seseorang mendapatkan satu mekanisme yang efektif untuk mencapai tujuan yang pasti,tetapi jarang seseorang menekankan kepad perasaan yang berharga.
Sebenarnya,baik kelompok primer maupun sekunder keduanya saling isi-mengisi dan melengkapi,dan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kelompok sekunder tentu didasarkan pada kelompok primer,kedua hal itu bukanlah terpisah secara extrim.

B.7 Hubungan Kelompok Sosial dengan Masyarakat Multikural

Dengan adanya diferensiasi dan stratifikasi sosial,maka terjadi perbedaan-perbedaan yang membentuk tingkat-tingkat sosial dalam masyarakat.Perbedaan ini mencerminkan adanya ketidaksamaan dalam masyarakat.Bentuk diferensiasi dan stratifikasi ini sangat penting bagi individu-individu dalam kelompok sosial karena memiliki pengaruh terhadap kesempatan hidup mereka.Hubungan antar kelompok sosial dengan masyarakat muktikultural adalah saling berkaitan(erat sekali), keduanya berhubungan erat dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dalam suatu masyarakat kita pasti menemukan dua atau lebih kelompok sosial yang berbeda-beda berkenaan dengan tingkat diferensiasi dan stratifikasi sosialnya.

B.6 Perilaku dalam masyarakat multikultural


Dalam kehidupan masyarakat multikultural sering tidak dapat dihindari berkembangnya paham-paham atau cara hidupyang didasarkan pada etnosentrisme,primordialisme, aliran dan sebagainya.
-   Etnosentrisme merupakan paham atau sikap menilai kebudayaan suku bangsa/kelompok lain menggunakan ukuran yang berlaku di suku bangsa kelompok/masyarakat sendiri.
-   Primordialisme merupakan tindakan memperlakukan secara istimewa(memberi prioritas) orang-orang yang berlatar belakang suku bangsa, agama, ras, aliran atau golongan yang sama dalam urusan publik.
-   Kronisme:memprioritaskan teman.
-   Nepotisme : memprioritaskan anggota keluarga.

B.5 Karakteristik Masyarakat multikultural


Berikut ini beberapa macam karakteristik kesatuan masyarakat
1.   Kesatuan Genealogis adalah kesatuan masyarakat yang anggotanya diikat berdasarkan pertalian darah.
2.   Kesatuan Teritorial adalah kesatuan masyarakat yang setiap anggotanya merasa terikat karena bertempat tinggal di daerah yang sama.
3.   Kesatuan Sakral adalah kesatuan sosial yang terbentuk karena anggota-anggotanya merasa terikat oleh ikatan spiritual.
4.   Kesatuan Campuran adalah masyarakat yang terikat karena perpaduan dari faktor-faktor genealogis, teritorial dan sakral.
5.   Penggolongan tertentu adalah kesatuan masyarakat lain yang terbentuk berdasarkan keadaan tertentu.
-         Penggolongan berdasarkan proses terbentuknya
-         Penggolongan berdasarkan jenis kelamin
-         Penggolongan berdasarkan umur
-         Penggolongan berdasarkan derajat
-         Penggolongan berdasarkan kasta.

B.4 Sifat-sifat masyarakat multikultural


1.   Terjadi  segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok sub kebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain.
2.   Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer.
3.   Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar.
4.   Secara relatif sering mengalami konflik diantara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
5.   Secara relatif tumbuh integrasi sosial diatas paksaan dan saling ketergantungan di bidang ekonomi.
6.   Adanya dominasi politik oleh satu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.

B.3 Macam-macam masyarakat multikultural


1.   Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang.
Yaitu masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komonitas atau kelompok etnis yang memiliki kekuatan kompetitif seimbang.
2.   Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan.
Yaitu masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komonitas atau kelompok etnis yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang.salah satunya yang merupakan kelompok mayoritas memiliki kekuatan yang lebih besar daripada lainnya.
3.   Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan.
Yaitu masyarakat yang diantara komunitas atau kelompok etnisnya terdapat kelompok minoritas, tetapi mempunyai kekuatan kompetitif diatas yang lain.
4.   Masyarakat majemuk dengan fragmentasi.
Yaitu masyarakat yang terdiri atas sejumlah besar komunitas atau kelompok etnis dan tidak ada satu kelompok pun mempunyai posisi politik atau ekonomi yang dominan.

B.2 Faktor penyebab munculnya masyarakat multikultural


1.   Latar belakang historis.
2.   Kondisi geografis.
3.   Keterbukaan terhadap budaya luar.

Dalam suatu masyarakat,kita pasti menemukan banyak kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.Perbedaan karakteristik itu berkenaan dengan tingkat diferensiasi dan stratifikasi sosialnya.Masyarakat multikultural disebut juga masyarakat majemuk.

B.1. KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL


Masyarakat Multikultural


Pengertian Masyarakat Multikultural

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua kelompok masyarakat atau lebih yang memiliki perbedaan karakteristik dan kebudayaan yang beragam.

Naluri manusia adalah ingin hidup dengan dengan orang lain,oleh karena itu secara otomatis akan lahir masyarakat yang berarti kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu, yang bersifat kontinue atau terikat oleh identitas bersama.

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki berbagai kultur dan terbentuknya masyarakat tersebut karena adanya proses sosial dan perubahan-perubahan sosial.Masyarakat multikultural secara sederhana adalah masyarakat yang memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda.

A.10. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL


DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL (SOSIOLOGI)
A. PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL
Kelompok sosial adalah kumpulan- manusia yang memiliki persamaan ciri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir serta terjadi secara berulang-ulang dan memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya.
B. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DINAMIKA KELOMPOK
Faktor Pendorong dari Luar Kelompok (extern)
1. Perubahan situasi sosial
2. Perubahan situasi politik
3. Perubahan situasi ekonomi
4. Pergantian anggota kelompok
Faktor Pendorong dari Dalam Kelompok
1. Adanya konflik antar anggota kelompok
2. Adanya perbedaan kepentingan
3. Adanya perbedaan paham
C. PROSES PERKEMBANGAN BHERBAGAI KELOMPOK SOSIAL
1. Keluarga
2. Kelompok Kekerabatan
3. Kelompok okupasional
4. Kelompok volunter
5. Masyarakat desa (rural community)
6. Masyarakat kota (urban community)
Faktor-faktor penyebab penduduk kota bersifat dinamis antara lain :
1) Faktor pendidikan
2) Urbanisasi
3) Komunikasi
4) Indrustri dan mekanisasi
Berkembangnya masyarakat kota
Sedikitnya ada dua aspek untuk melihat perkembangan masyarakat kota yaitu :
a. Perkembangan masyarakat desa menjadi masyarakat kota
b. Bertambahnya penduduk kota akibat adanya urbanisasi
D. POLA HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK
Hubungan antar kelompok merupakan inti yang menjadi sebab perubahan/perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat. Pola hubungan antar kelompok sosial meliputi :
1. Eksploitasi
Keunggulan dalam ciri-ciri fisik pernah mengakibatkan ekploitasi kelompok orang kulit putih terhadap orang kelompok hitam. Bentuk eksploitasi ini berupa perbudakan.
2. Diskriminasi
Yaitu perlakuan yang berbeda-beda yang dialami seseorang atau sekelompok orang mengenai hal-hal tertentu.
3. Segregasi
Segregasi merupakan pemisahan kelompok sosial berdasarkan tradisi atau hukum kelompok yang mengalami perlakuan ini biasanya berbeda dalam hal asal usul ethnik, agam atau kebudayaan.
4. Paternalisme
Paternalisme biasanya dijadikan pola kerja sama antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil.
5. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Difusi berlangsung dua arah, yaitu saling memberi dan saling menerima.
6. Asimilasi
Yaitu suatu proses sosial dimana dua masyarakat yang berbeda kebudayaan hidup berdampingan dalam waktu yang lama.
7. Akulturasi
Yaitu suatu proses sosial dimana dua masyarakat yang berbeda kebudayaan hidup berdampingan dalam waktu yang lama.
8. Integrasi
Yaitu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan dalam masyarakat, namun tidak memberi perhatian khusus pada perbedaan tersebut.
Ada beberapa model strategi integrasi antara lain :
a. Full asimilation
b. Cultural pluralism
c. Melting pot
E. KEANEKARAGAMAN SUKU BANGSA DI INDONESIA
Keanekaragaman suku dan budaya Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Induk Bangsa (ras)
2. Lingkungan geografis
F. DAMPAK YANG TIMBUL AKIBAT (DINAMIKA) KELOMPOK SOSIAL
1. Terjadinya antagonisme antar kelompok
2. Terjadinya gerak/perilaku kolektif
3. Primordialisme
4. Ethnosentrisme
5. Politik Aliran
Yaitu : keadaan perpolitikan dimana terdapat beraneka ragam partai politik yang memiliki ideologi informal masing-masing selain ideologi formal (Pancasila) dan partai-partai tersebut diikuti oleh sejumlah organisasi massa (ormas) yang bernaung dibawahnya.

A.9. TIPE TIPE KELOMPOK SOSIAL


Tipe-tipe Kelompok Sosial
Mac Iver dan Page (1957: 124) menggolongkan kelompok sosial berdasarkan berbagai kriteria (ukuran). Simmerl dalam Systematic Society mendasarkan pengelompokkannya pada besar kecilnya jumlah anggota, cara individu, serta interaksi sosial dalam kelompok. Ukuran lain dalam klasifikasi kelompok sosial adalah berdasarkan interaksi sosial pada kelompok. Dalam pendekatan ini para sosiolog mendasarkan pengelompokannya pada derajat saling kenal mengenal pada anggota. Selain jut juga, kelompok sosial dapat dibagi berdasarkan kepentingan wilayah dan derajat organisasi
Kelompok Sosial dipandang dari Sudut Individu
Dapat dilihat dari keterlibatan individu dengan kelompok sosial dimana ia tinggal, apakah dalam masyarakat yang masih sederhana atau dalam struktur masyarakat yang sudah kompleks.
In Group dan Out Group
Konsep in Group dan out group merupakan pencerminan dari adanya kecendrungan sikap “etnocentrisme” dari individu dalam proses sosialisasi sehubungan dengan keanggotannya pada kelompok sosial yaitu suatu sikap dalam menikai kebudayaan lain dengan menggunakan ukuran sendiri (Polak 1996: 166). Sikap in group didasari perasaan simpati atau antipati. In Group dan out group dapat ditemui pada seluruh masyarakat yang susunannya sederhana maupun kompleks
Primary Group dan Secondary Group
Primary Group adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggota serta kerjasamanya erat yang bersifat pribadi. Pendapat dari Selo Soemarjan dan Soemardi dalam “Setangkai bunga Sosiologi” (1964: 401) menyatakan bahwa Primary Group merupakan kelompok kecil yang permanen berdasarkan saling mengenal secara pribadi diantara anggotanya. Konsep Davis (1960: 290) memperjelas pendapat, Cooley bahwa ciri-ciri utama Primary Group adalah kondisi-kondisi fisik, sifat hubungan primer dan kelompok-kelompok yang konkret dan hubungan primer.
Secondary Group merupakan kebalikan dari Primari Group. Secondary Group sebagai kelompok-kelompok yang besar, yang terdiri dari banyak orang antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan kenal mengenal secara pribadi dan sifatnjya tidak begitu langgeng.
Gemeinschaft dan Gesselschaft
Tonnies dan Loomis menyatakan bahwa Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan dasar dari hubungan tersebut adalah rasa cinta dan kesatuan batin yang telah dikodratkan. Sedangkan Gesselschaft adalah berupa ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis sebagaimana terdapat dalam sebuah mesin. Contoh bentuk Gemeinschaft adalah dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabatan dan rukun tetangga. Contoh Gesselschaft seperti ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik, industri
Formal Group dan Informal Group
Formal group merupakan kelompok yang mempunyai peraturan tegas yang sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan diantara anggotanya. Biasa disebut juga Association dimana anggotanya mempunyai kedudukan yang disertai dengan pembagian tugas dan wewenang. Contohnya : perkumpulan pelajar, himpunan wanita, persatuan sarjana, sedangkan informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti. Contohnya : Klik (Clique) yang merupakan bentuk kelompok kecil tanpa struktur formil.
Kelompok Sosial yang tidak Teratur
Bentuk-bentuk kelompok sosial yang tidak teratur dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu kerumunan (crowd) dan publik
Masyarakat Pedesaan (Rural Commumnity) dan Masyarakat Perkotaan (Urban Community)
Masyarakat Setempat (Community, Komunitas)
Ciri-ciri utama masyarakat setempat adalah adanya social relationship antara anggotanya. Kriteria masyarakat setempat menurut Davis (1960: 313) adalah :
  • Jumlah penduduk
  • Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
  • Fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat organisasi masyarakat yang bersangkutan
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Ciri-ciri yang menonjol antara masyarakat pedesaan dan perkotaan menurut Soekamto (1982: 149) adalah kehidupan keagamaan, kemandirian, pembagian kerja, peluang memperoleh pekerjaan, jalan pikiran, jalan kehidupan dan perubahan sosial.
Sistem pelapisan sosial yang digambarkan dalam bentuk piramida dibagi menjadi :
  • Lapisan sosial tinggi (upper)
  • Lapisan sosial menengah (middle)
  • Lapisan sosial rendah (lower)
Proses terjadinya pelapisan sosial dapat terjadi dengan sendirinya dapat pula dengan sengaja disusun. Beberapa teori tentang pelapisan sosial yaitu : teori fungsionalis, teori reputasi dan teori struktur.

A.8. ORGANISASI DALAM KELOMPOK SOSIAL


Organisasi sosial

Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Berdasarkan sifat resmi tidaknya, dikenal ada dua jenis organisasi sebagai berikut :

[sunting]Organisasi Formal

Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunyai struktur organisasi yang resmi, serta perencanaan dan program yang akan dilaksanakan secara jelas.
contohnya : OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan lain-lain.

[sunting]Organisasi Informal

Karena sifatnya tidak resmi, pada organisasi ini kadangkala struktur organisasi tidak begitu jelas/bahkan tidak ada. Begitu juga dengan perencanaan dan program-program yang akan dilaksanakan tidak dirumuskan secara jelas dan tegas, kadang-kadang terjadi secara spontanitas.
Contohnya : kelompok pecinta puisi disekolah, fans club suatu grup musik, dan lain sebagainya.

A.7. LEMBAGA DALAM KELOMPOK SOSIAL


Dalam sosiologi, lembaga merupakan suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma tersebut mencakup gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi
Lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang hidup dimasyarakat. Norma-norma tersebut mengalami pelembagaan, yaitu proses menjadi bagian dari dari kehidupan masyarakat sehingga dikenal, diakui, dihargai, dan ditaati. Setelah proses pelembagaan , berlangsung internalisasi, yaitu proses penyerapan norma-norma oleh masyarakat sehinngga norma-norma atau telah berakar sebagai pedoman cara berfikir, bersikap, berprilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Lembaga sosial mempunyai fungsi sebagai berikut :
  1. Menjaga ketentuan masyarakat.
  2. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan manusia
  3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial terhadap tingkah laku anggota-anggotanya. [2]
Lembaga pemerintahan saat ini
  • Lembaga tinggi negara
  • Kementerian negara
  • Lembaga pemerintah nonkementerian
  • Lembaga nonstruktural
  • Lembaga struktural di bawah kementerian negara. [3]
Lembaga pemerintahan yang telah dibubarkan
  • Lembaga tinggi negara
  • Kementerian negara
  • Lembaga Pemerintah Non Departemen
  • Lembaga nonstruktural.

A.6. PEMBENTUKAN NORMA KELOMPOK


Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.

A.5. FAKTOR PEMBENTUK KELOMPOK SOSIAL


Faktor pembentuk

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

[sunting]Kedekatan

Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.

[sunting]Kesamaan

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.

A.4. KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIALl


Klasifikasi kelompok sosial menurut erat longgarnya ikatan antar anggota menurut Ferdinand Tonnies:

a. Paguyuban (gemeinschaft)
Paguyuban: kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal.

Ciri-ciri kelompok paguyuban :
- terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
- hubungan antar anggota bersifat informal
(UN 2009, 2011)

Tipe paguyuban:
a. Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood)
    Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.

Kelompok genealogis : kelompok yang terbentuk berdasarkan hubungan sedarah.
Kelompok genealogis memiliki tingkat solidaritas yang tinggi karena adanya keyakinan tentang kesamaan : nenek moyang.
(UN 2011)

b. Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place)
    Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga.

Komunitas : kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan lokalitas.
Contoh :
Beberapa keluarga yang berdekatan membentuk Rukun Tetangga. Selanjutnya sejumlah Rukun Tetangga membentuk RW (Rukun Warga)
(UN 2010)

c. Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind)
    Contoh: partai politik berdasarkan agama
b. Patembayan (gesselschaft)
Patembayan: kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu yang pendek.
    
Ciri-ciri kelompok patembayan :
- hubungan antaranggota bersifat formal
- memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
(UN 2011)
- memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
- lebih didasarkan pada kenyataan sosial
(UN 2009)

Contoh patembayan : ikatan antara pedagang, organiasi dalam suatu pabrik atau industri.

Menurut Emile Durkheimmasyarakat desa memilikisolidaritas mekanis dan masyarakat kota memiliki solidaritas organis.

A.3. MACAM-MACAM KELOMPOK SOSIAL


Macam kelompok sosial


Sekolah merupakan salah satu contoh kelompok sosial
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
  • Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
  • Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
  • Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
  • Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negarasekolah.

A.2. CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL


Ciri-ciri Kelompok Sosial

Kriteria himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial menurut Soerjono Soekanto:
  • Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
  • Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
  • Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
  • Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
  • Bersistem dan berproses.

A.1. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL

Pengertian kelompok sosial :
himpunan manusia yang hidup bersama.

Kriteria himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial menurut Soerjono Soekanto :
1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, misalnya : nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
5. Bersistem dan berproses.

Pembentukan Kelompok Sosial
Kelompok sosial terbentuk karena manusia memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.